Acara Ngewacén Prasasti di Pura Dalem Tugu

Penulis: I Ketut Mertha, Editor: I Nengah Sudipa & Tubuh Wibawa

6/1/20242 min read

Om Swastyastu,

Niat, perhatian dan kesadaran warga untuk lebih memahami,dan mendalami sejarah leluhur telah ditindaklanjuti oleh Pengurus Pusat PPSAKK dengan menyelenggarakan kegiatan Ngewacén Prasasti yang dilaksanakan bertepatan dengan Upacara Nyineb serangkaian dengan Pujawali Ida Betara Kawitan di Pura Dalem Tugu pada hari Jumat tanggal 25 Agustus 2023.

Kegiatan Ngewacén Prasasti ini didahului dengan serangkain kegiatan sosialisasi, baik dalam Pesamuan Pusat PPSAKK, Pesamuan Kabupaten / Kota, dan dibahas secara mendalam pada Pesamuan Khusus Persiapan Ngewacén Prasasti dan Pamralinaan patung Macan Selem pada hari Minggu tanggal 20-8-2023, bertempat di Madia Mandala Pura Dalem Tugu. Pesamuan khusus tersebut dihadiri oleh Klian dan Prajuru Pura Dalem Tugu, lengkap dengan Klian Tempek sajebag Klungkung, jajaran Pengurus Pusat, Gema Pusat, BK, Pengurus Kabupaten/Kota se-Bali, serta komponen warga lainnya.

Agar kegiatan Ngewacén tersebut berjalan tertb dan lancar, telah dibentuk Panitia Pelaksana dengan struktur: Ketua I Nengah Sumantra,S.Sos,MAP, Wakil Ketua: Drs I Nyoman Sukarta, M.Si., Sekretrasis: Drs I Wayan Sudiarsa, M.Si., Wakil Sekretaris: JM.I Wayan Sudarma, Bendahara: Drs I Made Tarsa,Wakil Bendahara: I Ketut Sudiarta,Bidang Persidangan: Ir I Ketut Pryasa Warna, I Made Arya,S.Pd, dan I Made Artayasa,SH.

Kegiatan Ngewacén Prasasti Leluhur sejalan dengan petunjuk Ida Pedanda Gede Putra Tembau Geria Aan Banjarangkan Klungkung agar terdapat hanya satu prasasti, dan tidak menimbulkan masalah bagi geberasi PPSAKK masa yang akan datang. Selanjutnya ditekankan oleh Ida Pedanda,jika telah selesai Ngewacén prasasti akan diupacarakan lebih lanjut pada Karya Agung Mamungkah,Ngenteg Lingih,Mapeselang,dan Padudusan Agung raina Anggarkasih Medangsia tanggal 15-Oktober-2024. Nara sumber yang Ngewacén prasasti adalah: Ida Bagus Mahardika saking Geria Sengguan Klungkung, Ida Bagus Biomantaka saking Geria Cucukan Klungkung,Dr Drs Ida Bagus Rai Putra M.Hum, Budayawan dan Pakar Sejarah Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana, dan Ida Bagus Anindya Putra.

Acara Ngewacén Prasasti menyedot perhatian warga PPSAKK Bali Nusantara. Warga sangat antusias dan memadati wantilan Pura Dalem Tugu, bahkan meluber sampai dibawah tenda sebeleh timur wantilan. Acara Ngewacén yang berlansung selama 7 (tujuh) jam yang diselingi santap siang, tidak sedikitpun mengurangi semangat dan ketekunan warga mengikuti acara sekalipun dalam posisi duduk bersila (mesila).

Pembacaan Prasasti bait demi bait yang dibawakan secara atraktif dan kontektual dengan intonasi seni bahasa mengagumkan oleh narasumber, telah membius peserta, diselingi tepuk tangan membahana, bahkan telah menyebabkan banyak peserta berlinang dan meneteskan air mata ketika menyimak narasi tentang sikap kesatria,kesetiaan leluhur kepada Dalem, yang ditujukkan Sira Arya Kubontubuh menyelamatkan dua putra Ida Dalem yang masih kanak kanak berusia 8- 10 tahun saat terjadinya pembrontakan Kiayi Batan Jeruk.

Pada bagian akhir rangkaian Ngewacén Prasasti, Ketua Umum PPSAKK menyatakan kepuasan dan kebahagiaan atas terselenggaranya acara Ngewacén Prasasti leluhur yang sangat mencerahkan tersebut.Namun Ketum berharap agar peserta dan warga tidak menepuk dada,tetapi meneladani nilai nilai yang diwariskan Ida Beara leluhur kepada segenap warga PPSAKK dalam kehidupan nyata sekarang ini. Ketum mengapresiasi dan akan menindaklanjuti rekomendasi Nara sumber untnk nyobyahang silsilah Sira Arya Kubontubuh kepada seluruh warga pada saat Piodalan.

Ketum PPSAKK tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Nara sumber, Panitia Pelaksana, Klian dan Prajuru Pura dalem Tugu,Tempek tempek Klungkung,Pengurus Pusat PPSAKK,Pengurus kabupaten/Kota,Gema Pusat,BK,Paiketan Istri istri KBT, segenap warga PPSAKK atas kerjasama dan soliditas pasemetonan selama ini, khususnya dalam acara Ngewacén Prasasti hari ini.

Teriring permohonan maaf atas segala kekurangan selama berlangsungnya acara Ngewacén Prasasti dan mralina patung macan selem. Setelah berakhirnya acara Ngewacén Prasasti dilanjutkan dengan acara Pemralinaan patung Macan selem yang sebelumnya sudah dipralina, tetapi wujud pisiknya masih tersimpan di Pura. Setelah selesai pemralinaan dilanjutkan dengan acara melarung abunya ke segara Klotok.